Jumat, 29 Oktober 2010

PILOSOFI LAMBANG MAPALA STAI-MU TANJUNGPINANG


Lambang MAPALA STAI-MU berbentuk Lingkaran dengan  kompas yang di tengahnya terdapat gambar Al-Qur’an, gambar gunung dan lautan dengan dasar warna biru.

  1. Lingkaran berwarna hitam: artinya bulat, mempunyai tekad bulat, berkemauan kuat setiap melakukan sesuatu apa pun.
  2. Gunung berwarna hijau (gunung hutan) : hijau adalah warna alam, asri yang menyegarkan dan juga melambangkan hutan. gunung adalah merupakan salah satu filosofi hidup dan juga merupakan lokasi yang sering di gunakan untuk kegiatan.
  3. Arah Mata Aingin : penunjuk arah kemana kita akan berjalan.
  4. Al-Quran : sebagai penunjuk arah setiap umat manusia dan di dalamnya terdapat bermacam ragam ilmu pengetahuan.
  5. Pantai berwarna biru :biru melambangkan keharmonisan dan memberi  kesan lapang dan pantai di karenakan Tanjungpinang terletak di daerah kepulauan yang di kelilingi oleh lautan.

Rabu, 27 Oktober 2010

MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH PENJAGA KELESTARIAN

Dalam Islam, manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga kelestarian alam (lingkungan hidup). Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap Tuhannya, manifestasi dari keimanan seseorang dapat dilihat dari perilaku manusia, sebahai khalifah terhadap lingkungannya. Islam mempunyai konsep yang sangat detail terkait pemeliharaan dan kelestarian alam (lingkungan hidup).
Yang saya ingat, dalam Islam, manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk dan hamba Tuhan, sekaligus sebagai wakil (khalifah) Tuhan di muka bumi. Manusia mempunyai tugas untuk mengabdi, menghamba (beribadah) kepada Sang Pencipta (Al-Khalik). Tauhid merupakan sumber nilai sekaligus etika yang pertama dan utama dalam teologi pengelolaan lingkungan.
Allah berfirman yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al Baqarah: 30)
Allah berfirman yang artinya: Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al an’am 165)
Dalam konsep khilafah menyatakan bahwa manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi ini (khalifatullah fil’ardh). Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga alam (rabbul’alamin). Jadi sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya.
Manusia mempunyai hak (diperbolehkan) untuk memanfaatkan apa yang ada di muka bumi (sumber daya alam) dengan tidak melampaui batas atau berlebihan. Dalam surat Al-An’am ayat 141-142 Allah berfirman yang artinya: “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Al an’am: 141)”
“Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang Telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al an’am 142)
Binatang-binatang seperti Harimau Sumatera, tetumbuhan (seperti Bunga Bangkai), dan aneka kekayaan alam lainnya boleh dieksploitasi. Tetapi dalam taraf yang tidak melampaui batas. Sehingga eksploitasi yang dilakukan tidak mengakibatkan langka dan punahnya spisies-spisies tertentu. Pemanfaatannya tidak mengganggu keimbangan alam dan menimbulkan kerusakan alam.
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia memiliki kewajiban melestarikan alam semesta dan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya. Agar hidup di dunia menjadi makmur sejahtera penuh keberkahan dan menjadi bekal di hari akhir kelak. Hal ini secara langsung diungkapkan oleh Allah dalam salah satu firmanNya dalam surat Al a’raf ayat 56 yang kurang lebihnya berbunyi; “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Selain itu Allah juga berfirman dalam surat Ar ruum ayat 41 yang artinya; “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa kerusakan alam lingkungan pada akhirnya akan memberikan dampak buruk kepada diri manusia sendiri. Sebagai contoh, perilaku manusia yang merusak hutan berakibat pada bencana banjir yang merenggut nyawa dan melenyapkan harta benda manusia. Pemanasan global yang kini mengepung manusia juga akibat dari ulah manusia. Ketika bencana alam datang, manusia seharusnya menyadari kesalahannya dalam mengeksploitasi alam secara semena-mena.
Kesadaran manusia dalam perannya sebagai khalifah yang telah ditunjuk oleh Allah di muka bumi seyogyanya mulai bertindak arif dan bijaksana dalam mengelola kekayaan alam dan bumi sehingga terhindar dari kerusakan. Dan kelestarian bumi dan lingkungan hidup tetap terjaga.

Selasa, 26 Oktober 2010

VISI DAN MISI MAPALA STAI-MU TANJUNGPINANG

VISI

Meningkatkan kesadaran mahasiswa STAI-MU guna terwujudnya lingkungan sehat dan indah sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam kelestarian alam

MISI

  • Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Menyatukan dan menfalisitasi seluruh mahasiswa STAI-MU terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan alam sekitar.
  • Meningkatkan kerja sama antar mahasiswa dengan masyarakat atau Universitas / kampus untuk meningkatkan dan melestarikan alam sekitar.
  • Menjalin hubungan baik antar mahasiswa dan menyadarkan mahasiswa akan kelestarian alam.
  • Mengembangkan kreatifitas dalam organisasi  yang berhubungan dengan alam.
  • Mensosialisasikan pentingnya menjaga kelestarian alam kepada insan pecinta alam dan masyarakat secara luas.
  • Meningkatkan ketahanan fisik dan mental bagi anggota Mapala STAI-MU sehingga di harapkan menjadi manusia yang tangguh.

Senin, 25 Oktober 2010

SEJARAH MAPALA STAI-MU TANJUNGPINANG

MUKADIMAH
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa,
Bahwa sesungguhnya alam beserta apa yang terkandung di dalamnya merupakan suatu anugerah Tuhan yang menciptakannya dan menjadikan kewajiban manusia untuk mencintai semua makhluk, tanah air dan alam sebagai suatu pernyataan terhadap Tuhan.
Bahwa untuk lebih mendekatkan dan mempererat hubungan antara manusia dalam usahanya mencintai ciptaan Tuhan tersebut, perlu adanya suatu wadah yang dapat menampung serta menyalurkan pemikiran-pemikiran dan kegiatan kreatif untuk menyatakan rasa cinta tersebut.
Bahwa segala usaha diatas hanya akan berhasil jika didasari oleh jiwa besar dan budi luhur yang harus ditempa, dibina serta senantiasa dikembangkan menurut batas-batas kemampuan setiap manusia yang merdeka dan sebagai insan social yang sadar akan fungsi dan peranannya di dalam masyarakat.
Bahwa Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ‘Ulum dengan segala gerak kegiatannya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, dan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ’Ulum yang mencintai almamaternya wajib mengembangkan rasa cinta terhadap alam dan ilmu pengetahuan demi kemanusiaan.
Dengan ini dibentuklah sebuah organisasi pencinta alam di dalam lingkup lingkungan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ‘Ulum atau disingkat MAPALA STAI-MU Tanjungpinang. Organisasi ini terbentuk pada tanggal 29 Mei 2010 di Tanjungpinang.

Adapun Para Pendiri MAPALA STAI-MU Tanjungpinang adalah:

1.      Sang Aji Arianto (MSM.01.10.P)
2.      Syahroni (MSM.02.10.P)
3.      Darlia Kartika Sari (MSM. 03.10.P)
4.      Syifa Hafiani (MSM.04.10.P)
5.      Nadia (MSM.05.10.P)
6.      Irma Oktaviani (MSM.06.10.P)
7.      Sri Agustina (MSM.07.I0.P)
8.      Nova Arianto (MSM.08.10.P)
9.      Lis Sai’dah (MSM.09.10.P)
 

Blogger news

Blogroll

About